Jurnalsumut.id – Medan – PDIP panik di Sumut karena situasi politik yang semakin memanas. Dalam kampanye akbar terbaru, PDIP mendatangkan dua politikus nasional, Adian Napitupulu dan Dedi Sitorus, yang bukan asli Sumut. Langkah ini langsung menuai kritik keras dari masyarakat yang menilai strategi tersebut hanya untuk memecah belah rakyat Sumut
“Kami ini orang Sumut, bah! Ngapain bawa-bawa orang luar? Apa mereka paham masalah kami di sini?” ujar seorang warga yang kecewa dengan acara tersebut
Kehadiran Adian dan Dedi dinilai tidak membawa solusi nyata. Sebaliknya, mereka justru dianggap menyebarkan narasi yang memanaskan suasana. Banyak yang menyebut PDIP sengaja memakai isu sensitif untuk mengadu domba rakyat yang selama ini hidup rukun di Sumut.
PDIP Panik di Sumut: Apa yang Memicu Kekhawatiran Partai?
“Ini jelas langkah panik. Kalau mereka percaya diri, harusnya fokus sama program yang nyata, bukan malah bawa orang luar untuk ngompor-ngompori,” kata seorang tokoh masyarakat setempat.
Pendekatan seperti ini dianggap jauh dari kebutuhan rakyat Sumut. Sebagai daerah yang kaya budaya dan keberagaman, masyarakat Sumut lebih menghormati pemimpin yang benar-benar memahami kondisi lokal. Sayangnya, PDIP justru memilih strategi yang dianggap menjauhkan mereka dari hati rakyat.
Di media sosial, kritik terhadap langkah PDIP semakin deras. “Apa nggak ada orang Sumut lagi yang bisa diandalkan sampai harus datangkan politikus nasional? Bukannya bantu, malah bikin gaduh,” tulis seorang pengguna Facebook.
Banyak warga Sumut merasa langkah PDIP ini tidak lebih dari upaya mempertahankan suara dengan cara yang murahan. Alih-alih memberikan solusi untuk masalah yang ada, mereka malah sibuk berpolitik demi kepentingan partai semata.
“Kita ini udah capek, bos. Mau solusi, bukan drama! Kalau begini terus, jelas-jelas rakyat Sumut bakal makin menjauh dari mereka,” ujar seorang warga dengan nada geram.
Langkah PDIP ini juga menunjukkan bahwa mereka mulai kehilangan arah di Sumut. Daripada bekerja nyata untuk rakyat, mereka malah lebih sibuk menciptakan konflik. Hal ini menjadi bukti nyata bahwa mereka tidak benar-benar paham apa yang dibutuhkan masyarakat di sini.
Rakyat Sumut diingatkan untuk tetap menjaga persatuan dan tidak mudah termakan propaganda. Jangan sampai strategi adu domba ini berhasil memecah belah rakyat yang selama ini hidup harmonis. Sumut butuh pemimpin yang bekerja untuk rakyat, bukan yang hanya datang dengan janji dan drama politik.