Rabu, Mei 7, 2025
BerandaSumutNias Tertinggal di Era Edy Rahmayadi: Janji Pembangunan yang Tak Kunjung Terealisasi

Nias Tertinggal di Era Edy Rahmayadi: Janji Pembangunan yang Tak Kunjung Terealisasi

Jurnalsumut.id – Selama kepemimpinan Edy Rahmayadi sebagai Gubernur Sumatera Utara, banyak masyarakat Nias tertinggal karena janji pembangunan yang tak kunjung terealisasi daerah mereka.

Pulau Nias, dengan segala potensi alam dan budaya yang dimilikinya, seperti terabaikan dari program pembangunan provinsi.

Pembangunan di Nias selama kepemimpinan Edy Rahmayadi terlihat dari buruknya infrastruktur, akses terbatas, dan sektor pendidikan serta kesehatan yang terabaikan.

Infrastruktur Jalan yang Rusak

Infrastruktur jalan yang masih banyak rusak dan sulit diakses menjadi bukti nyata bahwa perhatian terhadap Nias tidak maksimal. Kondisi ini menyulitkan mobilitas masyarakat, baik untuk kebutuhan sehari-hari maupun untuk mengembangkan sektor ekonomi lokal.

Salah satu isu besar yang dirasakan masyarakat Nias adalah terbatasnya akses transportasi yang layak. Jalan antar desa dan kecamatan banyak yang belum diperbaiki, sehingga menghambat distribusi barang dan jasa.

Akses Terbatas ke Pelabuhan dan Bandara

Bahkan, akses menuju pelabuhan dan bandara di Nias masih memprihatinkan. Padahal, infrastruktur transportasi yang memadai adalah kunci untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, khususnya di daerah kepulauan seperti Nias.

Hal ini mencerminkan lemahnya prioritas pembangunan yang diberikan kepada daerah terluar di Sumut.

Kondisi Pendidikan dan Kesehatan yang Tidak Memadai

Selain itu, sektor pendidikan dan kesehatan di Nias juga belum mengalami perbaikan yang signifikan. Banyak sekolah di daerah pedalaman Nias yang masih minim fasilitas, seperti bangunan yang tidak layak pakai dan kurangnya tenaga pengajar.

Di sisi lain, pelayanan kesehatan juga jauh dari memadai, dengan jumlah tenaga medis yang terbatas dan fasilitas kesehatan yang minim. Ini menjadi bukti bahwa pemerataan pembangunan layanan dasar di Sumut masih belum tercapai, khususnya di Nias.

Promosi Pariwisata yang Kurang Maksimal

Pariwisata, yang menjadi salah satu keunggulan utama Nias, juga seperti kurang mendapat perhatian. Dengan kekayaan alam, budaya, dan atraksi seperti lompat batu yang mendunia, Nias memiliki potensi besar untuk menarik wisatawan domestik maupun internasional.

Namun, kurangnya dukungan infrastruktur dan promosi pariwisata dari pemerintah provinsi membuat potensi ini sulit berkembang. Wisatawan sering mengeluhkan sulitnya akses ke Nias dan kurangnya fasilitas pendukung, yang membuat sektor pariwisata di sana belum bisa bersaing.

Ketidakadilan dalam Alokasi Anggaran Pembangunan di Nias

Ketidakadilan dalam alokasi anggaran pembangunan juga menjadi sorotan utama. Nias sering kali merasa dianaktirikan dibandingkan daerah lain di Sumatera Utara yang lebih dekat dengan pusat pemerintahan.

Masyarakat menilai bahwa anggaran provinsi lebih banyak diarahkan ke wilayah perkotaan, sementara daerah-daerah kepulauan seperti Nias hanya mendapat sisa perhatian. Padahal, sebagai bagian dari provinsi, Nias juga berhak mendapatkan porsi pembangunan yang setara.

Dalam beberapa kesempatan, masyarakat Nias juga mengeluhkan minimnya komunikasi antara pemerintah provinsi dengan masyarakat setempat.

Aspirasi yang disampaikan sering kali tidak direspon dengan tindakan nyata. Hal ini membuat masyarakat merasa bahwa suara mereka tidak didengar, dan kebutuhan mereka tidak dianggap sebagai prioritas.

Akibatnya, rasa ketidakpercayaan terhadap pemerintah semakin meningkat. Minimnya pembangunan di Nias selama masa kepemimpinan Edy Rahmayadi bukan hanya berdampak pada ekonomi, tetapi juga pada aspek sosial.

Generasi Muda Nias Merantau Mencari Peluang di Luar Daerah

Banyak generasi muda Nias yang memilih merantau ke luar daerah karena merasa tidak ada peluang di kampung halaman mereka. Hal ini menyebabkan berkurangnya sumber daya manusia lokal yang seharusnya menjadi penggerak utama pembangunan di daerah.

Kondisi ini juga memperkuat stigma bahwa Nias selalu menjadi daerah yang tertinggal dan kurang diperhatikan. Stigma ini sulit dihapus selama tidak ada langkah nyata dari pemerintah untuk mengatasi ketimpangan pembangunan.

Padahal, Nias memiliki potensi besar untuk menjadi salah satu wilayah yang maju dan berkembang jika mendapatkan perhatian yang layak.

Kekecewaan Masyarakat Nias Terhadap Kepemimpinan Edy Rahmayadi

Masyarakat Nias berharap bahwa di masa mendatang, pemerataan pembangunan menjadi fokus utama pemerintah provinsi. Mereka ingin melihat perubahan nyata, seperti peningkatan infrastruktur, akses layanan publik, dan dukungan terhadap pengembangan ekonomi lokal.

Harapan ini tentu membutuhkan komitmen dan keberanian politik dari pemimpin daerah untuk benar-benar mewujudkannya.

Kekecewaan masyarakat Nias terhadap kepemimpinan Edy Rahmayadi menjadi catatan penting yang harus diperhatikan oleh pemerintah selanjutnya. Pembangunan yang tidak merata hanya akan memperlebar kesenjangan dan menimbulkan rasa ketidakadilan.

Nias, sebagai bagian dari Sumatera Utara, memiliki hak yang sama untuk mendapatkan perhatian dan pembangunan yang layak demi kesejahteraan masyarakatnya.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Most Popular

Recent Comments