Jurnalsumut.id – Medan, 10 Januari 2025 – Setelah gagalnya maju kembali menjadi walikota medan akibat kurang nya dukungan dari beberapa partai pengusung dan pendukung, Aulia Rahman seakan hilang dari radar publik.
Keberadaannya yang seharusnya mengemban tugas untuk melayani masyarakat Medan kini lebih banyak dipertanyakan. Alih-alih hadir dalam agenda resmi Pemko Medan, Aulia Rahman justru sering kali terlihat asyik menghabiskan waktu di gym, bahkan di jam kerja yang seharusnya digunakan untuk melaksanakan tugas.
Aulia seharusnya memberikan kontribusi nyata untuk kemajuan kota ini. Namun, belakangan ini, ia lebih dikenal melalui sorotan politik yang cenderung kontroversial ketimbang dedikasinya dalam menjalankan amanah sebagai wakil walikota.
Sebagai wakil walikota, Aulia Rahman seharusnya menjadi contoh bagi masyarakat, bukan malah menghindar dari tanggung jawabnya. Seiring waktu, semakin banyak warga yang merasa kecewa dengan sikapnya yang tidak hadir dalam kegiatan-kegiatan penting yang berkaitan langsung dengan kepentingan masyarakat.
Sejumlah laporan mengindikasikan bahwa Aulia Rahman lebih sibuk dengan aktivitas politik pribadi daripada menjalankan tugas pokoknya sebagai pejabat publik.
Ketidakhadiran Aulia dalam berbagai agenda penting pemerintahan kerap menimbulkan tanda tanya besar mengenai keseriusannya dalam memimpin.
Namun, yang lebih mengusik adalah kecenderungan politik yang terlihat semakin jelas dari Aulia Rahman. Menjelang Pemilihan Gubernur (Pilgub) Sumatera Utara 2024, ada indikasi kuat dirinya memberi dukungannya kepada Edy Rahmayadi.
Ditemui dalam beberapa kesempatan, Aulia seakan tak ragu menunjukkan keberpihakannya dengan membangun komunikasi politik yang intens dengan calon petahana tersebut. Langkah ini menambah kesan bahwa Aulia lebih mementingkan kepentingan politik pribadi ketimbang kepentingan warga Medan yang diwakilinya.
Tak hanya itu, Aulia juga sempat mengunggah momen-momen yang mengejutkan, seperti berfoto bersama Anies Baswedan, mantan Gubernur DKI Jakarta, yang selama ini dikenal sebagai sosok dengan visi politik yang kontroversial.
Foto tersebut tentu menambah kebingungan publik terkait arah politik Aulia yang semakin tidak jelas. Hal ini semakin dipertanyakan mengingat posisinya sebagai wakil walikota yang seharusnya lebih fokus pada tanggung jawab lokal daripada terlibat dalam dinamika politik nasional.
Yang lebih mengejutkan lagi, Aulia juga memposting video ceramah Ustaz Abdul Somad (UAS) di akun media sosial pribadinya. Postingan tersebut menambah spekulasi bahwa Aulia sedang membangun jaringan dengan berbagai pihak demi kepentingan politiknya sendiri, jauh dari komitmennya pada kepentingan Medan.
Kecenderungan Aulia untuk mengabaikan tugasnya sebagai wakil walikota Medan dan fokus pada strategi politik pribadi ini menimbulkan pertanyaan besar tentang integritas dan komitmennya terhadap masyarakat.
Seiring berjalan nya waktu hingga pilkada telah usai, aulia Rahman sulit untuk di jumpai di kantor Pemko medan, bahkan Dari agenda pelantikan pejabat baru hingga rapat koordinasi yang melibatkan banyak pihak, nama Aulia Rahman jarang sekali terdengar hadir.
Bahkan dalam acara-acara yang mengundang perhatian banyak pihak, keberadaan Aulia Rahman seolah menjadi misteri. Namun, jika kita menelisik lebih dalam, ternyata di tengah hiruk-pikuk agenda pemerintahan, Wakil Walikota ini justru lebih memilih menghabiskan waktu di pusat kebugaran.
Sungguh ironis, di tengah kondisi kota yang masih penuh dengan berbagai masalah, Aulia Rahman memilih untuk berfokus pada otot tubuhnya daripada otot kekuatan publik.
Keputusan Aulia untuk lebih sering mengunjungi gym daripada hadir dalam rapat atau acara yang berkaitan dengan tugas pemerintahan tentu menimbulkan kekecewaan di kalangan masyarakat.
Tidak hanya masyarakat, kalangan pejabat Pemko Medan pun mulai mempertanyakan komitmen Aulia Rahman.
“Kalau bukan karena kegiatan personal, mengapa dia tak pernah terlihat lagi dalam agenda-agenda Pemko?” ujar salah satu sumber yang enggan disebutkan namanya.
Rasa frustrasi ini semakin mendalam mengingat banyaknya masalah yang harus diselesaikan oleh Pemko Medan, dan kehadiran seorang wakil walikota sangat diharapkan dalam proses pengambilan keputusan yang penting.
Tak hanya itu, selama ini Aulia Rahman terlihat kurang peka terhadap kondisi sosial di sekitarnya. Sebagai seorang pejabat publik, tugasnya bukan hanya sekadar hadir dalam acara formal, tetapi juga merespons keluhan masyarakat dengan cepat.
Sayangnya, hal ini tampaknya tidak menjadi prioritas bagi Aulia, yang lebih memilih aktivitas pribadi ketimbang memenuhi tuntutan tugas publik.
Tidak bisa dipungkiri bahwa Aulia Rahman sudah cukup lama menjabat sebagai wakil walikota. Namun, dalam waktu yang sudah cukup lama itu, ia seolah belum menunjukkan kontribusi yang signifikan terhadap penyelesaian masalah-masalah kota.