Jurnalsumut.id – Belakangan ini, muncul kabar bahwa Edy Sofyan, mantan anak buah Gatot Pujo Nugroho yang pernah terjerat kasus korupsi dana bansos, sekarang bergabung ke tim Edy Rahmayadi.
Dulu, Edy Sofyan terkenal karena terlibat skandal korupsi dana bantuan sosial pada tahun 2017, yang bikin heboh Sumut. Tapi sekarang, malah ikut di tim Edy Rahmayadi, bikin banyak orang heran dan bertanya-tanya, apa maksudnya ini?
Daftar Isi
Edy Sofyan: Dari Tersangka Korupsi ke Pendukung Edy Rahmayadi?
Kalau Edy Rahmayadi memang serius mau bersihkan Sumut dari korupsi, kenapa dia malah bawa orang yang pernah terlibat kasus korupsi ke timnya? Apa ini cuma strategi politik biar dapat dukungan, atau karena Edy Rahmayadi nggak benar-benar peduli soal korupsi? Ini bikin kita jadi ragu, bener nggak dia mau berantas korupsi, atau cuma ngomong doang?
Kasus korupsi dana bansos yang melibatkan Edy Sofyan itu bukan kasus kecil. Banyak uang rakyat yang hilang karena korupsi ini. Tapi sekarang, Edy Sofyan malah dapat tempat di tim Edy Rahmayadi. Seolah-olah, siapa pun yang punya sejarah kelam, asal mendukung, tetap bisa diterima. Apa ini berarti Edy Rahmayadi lebih pilih kepentingan politik daripada kejujuran?
Dampak Bergabungnya Koruptor dalam Tim Kampanye
Edy Rahmayadi selama ini selalu bicara soal pemerintahan bersih dan pro rakyat. Tapi, dengan menerima Edy Sofyan, itu kayak menampar janji-janji yang dia bilang sendiri. Apa rakyat Sumut masih bisa percaya sama omongannya? Jangan-jangan semua itu cuma bualan kampanye saja, tanpa ada niat nyata untuk perubahan.
Yang lebih bikin khawatir, kalau orang-orang macam Edy Sofyan bisa masuk tim Edy Rahmayadi, apa kita masih bisa berharap pemerintahan yang bersih dan transparan? Kalau yang dikasih kepercayaan malah orang-orang yang terlibat korupsi, bisa-bisa Sumut malah makin parah. Jadi, rakyat Sumut mesti waspada, jangan sampai pilih pemimpin yang cuma omong besar tapi nggak konsisten.
Rakyat Sumut Wajib Waspada Terhadap Janji Politik Edy Rahmayadi
Keputusan Edy Rahmayadi ini juga memperlihatkan kalau dia lebih peduli sama kekuatan politik dari pada integritas dan kepercayaan masyarakat. Padahal, sebagai pemimpin, dia seharusnya pilih orang yang bersih, bukan malah rangkul mantan koruptor. Apa ini tanda kalau Edy Rahmayadi nggak serius jalankan pemerintahan yang bersih?
Rakyat Sumut perlu lebih kritis. Kita nggak boleh gampang percaya sama janji-janji pemimpin yang kelihatannya bagus di luar, tapi nyatanya malah pilih orang-orang yang nggak jelas di dalam. Jangan sampai kita salah pilih pemimpin yang cuma mau cari kekuasaan, tapi nggak peduli sama nasib rakyat.
